Batam – Proses relokasi warga Tanjung Sauh, Kecamatan Nongsa, Kota Batam, hingga saat ini masih terus berjalan secara bertahap.
Tercatat sekitar 10 persen warga sudah menempati lokasi baru, sementara lahan yang dibebaskan tercatat mencapai lebih dari 95 persen.
Perwakilan PT Batamraya Sukses Perkasa (PT BSP), anak usaha dari Panbil Group sekaligus pengelola Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Sauh, Eka Teguh Kurniawan menegaskan komitmennya dan menjelaskan bahwa relokasi dilakukan dengan memperhatikan berbagai aspek, tidak hanya pemindahan fisik warga, tetapi juga keberlanjutan penghasilan, akses pendidikan, hingga layanan kesehatan.
“Kami menargetkan, maksimal akhir tahun ini seluruh masyarakat sudah bisa menempati tempat relokasi yang baru. Tapi tidak serta-merta memindahkan mereka, Kami pikirkan juga bagaimana pendapatan mereka di tempat yang baru,” ujar Eka Teguh Kurniawan di Pulau Ngenang pada Minggu (31/8/2025) pagi.
Pihaknya juga menegaskan, untuk warga yang sebelumnya berprofesi sebagai nelayan tangkap, PT PSB bekerjasama dengan Dinas Kelautan dan Perikanan (KKP) dalam mendukung transformasi menjadi nelayan budidaya. Sementara untuk pelaku UMKM, perusahaan menyiapkan pusat kuliner dan program pemberdayaan melalui kerja sama dengan Kementerian Koperasi dan UMKM.
“Mulai dari bibit, proses penanaman, hingga panen, semua kami fasilitasi. Hasil panennya pun nanti dibeli oleh kami, sehingga masyarakat tetap mendapatkan keuntungan,” jelasnya.
Pihaknya juga menegaskan, relokasi ini mencakup tiga Rukun Tetangga (RT) dengan total sekitar 150 kepala keluarga.
Dimana warga di RT 1 Tanjung Sauh memilih untuk mendapatkan lahan kavling sesuai hasil musyawarah. Sedangkan RT 2 Desa Dapur Arang dan RT 3 Desa Air Mas memperoleh rumah siap huni berukuran tipe 36 dengan lahan (total) 6x10 meter. Selain rumah, PT PSB juga menyiapkan fasilitas umum seperti mushala, jaringan listrik, pasokan air melalui pembangunan waduk, serta sarana pendukung pendidikan.
Kini, 28 unit rumah sudah terpasang listrik, dan sisanya masih dalam proses penyambungan. Eka menambahkan, perusahaan mendirikan posko khusus di lokasi relokasi untuk menampung keluhan masyarakat. PT PSB juga memastikan komitmen jangka panjang dalam mendampingi warga.
“Insya Allah kami akan terus peduli, karena bagaimanapun kita bertetangga. Dengan proyeksi ke depan di Tanjung Sauh yang bisa menyerap hingga 250 ribu tenaga kerja, perekonomian masyarakat juga akan terangkat, bahkan hingga generasi berikutnya,” ujarnya.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, PT Batamraya Sukses Perkasa (PT BSP), anak usaha dari Panbil Group sekaligus pengelola Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Sauh, menegaskan komitmennya dalam memastikan proses pembangunan di Pulau Tanjung Sauh dilakukan secara inklusif dan bertanggung jawab.
Kawasan ini merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN) yang ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2024, dengan luas pengembangan mencapai 840,67 hektare.
PT BSP berkomitmen menciptakan lapangan kerja bagi warga setempat dan menyusun studi dampak sosial-lingkungan secara menyeluruh. PT BSP juga menekankan pendekatan humanis dalam pemindahan warga terdampak. Perusahaan menjamin hak dan kesejahteraan masyarakat melalui kompensasi adil serta penyediaan hunian layak di lokasi relokasi.
Dari sisi ekologi, PT BSP menyatakan telah menyiapkan Rencana Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup (RKL-RPL) yang disetujui Pemerintah Provinsi Kepri.
KEK Tanjung Sauh sendiri difokuskan untuk industri strategis seperti otomotif, elektronik, dan energi. Di dalamnya akan dibangun pelabuhan modern dan sistem energi rendah karbon seperti panel surya dan pembangkit hidrogen.
PT BSP berharap kawasan ini bisa menjadi penggerak ekonomi lokal sekaligus menciptakan puluhan ribu lapangan kerja baru, sejalan dengan visi pembangunan yang adil dan berkelanjutan.

